Sabtu, 11 April 2015

LAPORAN PRAKTIKUM ICHTYOLOGY KOLEKSI IKAN : PENGUMPULAN IKAN DAN PELABELAN



I.PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Koleksi ikan didefinisikan sebagai kumpulan ikan yang diperlukan sebagai pengumpulan contoh dalam rangka suatu penelitian, pengumpulan contoh untuk dijadikan referensi, contoh untuk komunikasi antar para ahli atau antar lembaga. secara umum, pekerjaan koleksi ikan ini meliputi pengumpulan berbagai jenis ikan, penyimpanan dalam media pengawet, identifikasi dan pencatatan informasi yang berhubungan dengan koleksi serta pemberian label. Tujuan dari pengumpulan ikan ini untuk memberikan pengamalan praktis mengenai pekerjaan koleksi ikan, khususnya untuk ikan-ikan yang terdapat disekitar kampus yang kemungkinan adalah jenis-jenis ikan air tawar.
Koleksi ikan yang dilakukan perlu dilengkapi dengan keterangan sehingga berguna untuk masa yang akan datang, baik bagi kolektornya maupun untuk orang lain. Keterangan tersebut meliputi hal-hal yang berhubungan dengan koleksi bersangkutan. Dalam hal ini ada dua macam keterangan; pertama keterangan singkat yang diletakkan pada tubuh ikan bersangkutan; kedua, keterangan yang lebih luas yang ditempelkan pada wadah koleksi dan keterangan yang ditempatkan pada buku catatan khusus.
Secara umum pekerjaan koleksi ikan ini meliputi pengumpulan berbagai jenis ikan, penyimpanan dalam media pengawet, identifikasi dan pencacatan informasi yang berhubungan dengan koleksi serta pemberian label. Koleksi ikan didefinisikan sebagai kumpulan ikan yang diperlukan sebagai contoh/sampel/spesimen untuk keperluan studi, identifikasi, atau pemajangan. Jenis – jenis ikan antara lain :
1.      Koleksi museum
2.      Koleksi pendidikan
3.      Koleksi survey/penelitian
4.      Koleksi identifikasi
5.      Koleksi tipe spesimen
6.      Koleksi penangkaran.
            Pelabelan tidak hanya sekedar nama yang benar dari spesies ikan yang bersangkutan  tetapi   semakin  dituntut  untuk   berisi   informasi  lainnya.   Setelah pencantuman asal negara ataupun cara perolehan ( Budidaya atau tangkap ) dan ramah lingkungan atau tidak.

B.Tujuan Praktikum
            Adapun tujuan – tujuan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
·Koleksi ikan I : Pengumpulan ikan
Tujuannya : Untuk memberikan pengalaman praktis mengenai pekerjaan koleksi ikan, khususnya untuk ikan – ikan yang terdapat di sekitar kampus yang kemungkinan terbanyak adalah jenis – jenis ikan air tawar.
      Koleksi ikan II : Pelabelan  Tujuannya : Untuk memberikan pengalaman praktis mengenai pekerjaan pemberian label pada koleksi ikan yang berisi mengenai keterangan dari ikan – ikan yang di koleksi



METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat
Praktikum Ichtyologi ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 04 April 2014 pukul 16.00 – 18.00 WITA di Laboratorium Ichtyologi Fakultas Perikanan Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
B.Alat dan Bahan
            Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah :
1.  Alat tulis
2.  Wadah penempatan ikan (toples)
3.  Kertas Label
4.  Jarum
5.  Gabus
6.  Tali nilon kecil
7. Kertas kalker (kertas tahan air)
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah :
1. Kembung Perempuan (rastrelliger negectus)
2. Formalin 4 %.

C.Prosedur Kerja
Koleksi Ikan : Pengumpulan Ikan
Prosedur kerjanya adalah sebagai berikut :
1)      Penyiapan wadah / tempat pengumpulan dan penyimpanan dalam hal ini akan menggunakan toples plastik.
2)      Penyimpanan bahan pengawet, dalam hal ini akan Formalin.
3)      Penyiapan buku / lembar catatan, kertas label tahan air, dan peralatan tulis.
Ikan yang telah terkumpul dimasukan dalam toples khusus sekitar 4-6 ekor dari jenis berbeda dikumpulkan dalam satu tempet (toples). Diberi bahan pengawet formalin 4% sampai tenggelam dan kemudian toples ditutup rapat. Selanjutnya dibuat catatan koleksi, yang yang meliputi deskripsi ikan yang bersangkutan serta nama kolektor.
Koleksi Ikan : Pelabelan
Prosedur kerjanya adalah sebagai berikut :
1)      Penyiapan kertas label khusus tahan air (kertas kalker), alat rulis termasuk pensil hitam, dan buku catatan.
Penulisan keterangan untuk : (1) label yang diikatkan pada ikan bersangkutan, (2) label yang ditempelkan pada wadah (toples), (3) buku catatan.



IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

1. KOLEKSI IKAN : PENGUMPULAN IKAN

A.    Hasil
            Adapun hasil yang telah didapatkan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
            Formalin yang ada kadarnya 37%, sedangkan yang dibutuhkan adalah formalin dengan kadar 4%. Untuk itu dilakukan pengenceran terhadap formalin yang berkadar 37% dengan rumus perhitungan sebagai berikut :
V1 . N1 = V2 . N2
Keterangan :
V1                     : Volume formalin
V2                     : Volume pengencer
N1                     : Persentase formalin
N2                     : Persentase pengencer
Diketahui    : V1 = 500 ml
                      N1 = 37% = 37 / 100   = 0,37
                      N2 = 4%    = 4 / 100    = 0,04
Ditanyakan  : V2 = ?
Jawab          :
            Maka hasil perhitungan yang didapat adalah sebagai berikut :
V1            .         N1                =          V2        .     N2
500 ml     .         0,37             =          x          .     0,04
                          185              =          0,04x
                              x              =          185 : 0,04
                              x              =          4625 ml
            Jadi air yang diperlukan untuk mengencerkan formalin berkadar 37% menjadi formalin yang kadarnya 4% adalah sebanyak 4625 ml.
Kingdom        : animalia
Kelas                  : Pisces
Sub kelas           : Teleostei
Ordo                  : Scombriformes
Genus                Rastrelliger
Spesies               : Rastrelliger negletus




2.KOLEKSI IKAN : PELABELAN
B.  Hasil
Adapun hasil yang diperoleh dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Label Gantung
Nomor/tanggal koleksi
:
2/ 04 april 2014
Nama ilmiah/lokal
:
Kembung /Rastrelliger negletus
Nama pengumpul
:
Bariz novisa

Tabel 2. Label Ditempel Pada Toples
Nomor/tanggal koleksi
:
2/ 04 april 2014
Nama ilmiah/lokal
:
Kembung perempuan /Rastrelliger negletus
Nama pengumpul
:
Bariz novisa
Kelamin kan
:
Betina
Berat ikan
:
60 gram
Warna ikan
:
Silver/hitam
Bahan pengawet
:
Formalin 4%


Lembar catatan data lapangan
1.      Nomor koleksi                       : 02
2.      Tanggal pengambilan            : 04-04-2014
3.      Nama ilmiah                          : Rastrelliger negletus
4.      Nama kolektor/pengumpul    : Bariz Novisa
5.      Nama pengidentifikasi          : Bariz Novisa
6.      Tempat pengambilan             :  laboraturium ichktyologi FPIK
Desa / Kecamatan                 :  Banjarbaru
Kabupaten / Propinsi             : kab.banjar
Nama pulau dan perairan      : Kalimantan selatan
Macam perairan                     : laut
a.   Selokan/sungai/saluran/genangan/kolam/telaga/waduk/danau dangkal/danau dalam/rawa tawar/rawa payau/perairan pantai/laut/lainnya………………
b.  Tipe dasar perairan    :
    Lumpur/pasir/batu/cadas/tanah liat/lainnya………………………………
7.      Keterangan perairan      :
-   Warna                    :…………….                 - O2     :…………….ppm
-  Kecerahan               :……………cm             -CO2   :…………….ppm
-  Kedalaman             :…………... cm             -PH      :………..
-  Suhu udara             :…………..0C                - Alkalinitas :…………
-  Suhu air                  :…………..0C                -Dll      :……………..
-  Salinitas                  :………….ppm
-  Tanaman air            :………………
-  Bagan /peta lokasi perairan
8.      Alat penangkap ikan yang digunakan : bagan tancap
9.      Jenis-jenis ikan yang tertangkap bersamaan/hamper bersamaan :























 

3.   PEMBAHASAN
Adapun hasil identifikasi Ikan kembung (Rastrellige negletus) menurut Hasanuddin Saanin adalah sebagai berikut :
1 Rangka terdiri dari tulang benar; bertutup ingsang.                                                          3
3 Kepala simetris                                                                                                       4
6 Badan bersisik atau tidak ,kadang-kadang seluruhnya atau sebagian tertutup oleh kelopak-kelopak tebal.                                                                                        7
7   Garis rusuk jika ada,di atas sirip dada.                                                                9
9   Tidak demikian                                                                                                  10
10 Lebih dari 2 jari-jari sirip punggung keras.                                                        12
12 Hanya satu sirip punggung,atau dua sirip punggungyang bersambungan atau    berdekatan.                                                                                                          16
16 Hanya satu atau duasirip punggung,sirip perut tidak bersatu.                           17
17 jari-jari sirip punggung pertama dan sirip punggung kedua merupakan sirip yang terpisah-pisah.
                                                            Ordo PERCOMORPHI                 92

92 Ordo PERCOMORPHI
94 Bersisik lingkaran (cycloid)                                                                              95
95 Bersisik atau sma sekali tidak.subordo SCOMBROIDAE                             147
147 subordo SCOMBROIDAE
148 ekor bercabang pada pangkalnya ;sirip kecil dibelakang sirip punggug dan sirip dubur ada .
                                                            Family SCOMBERIDAE           2487
2487 sisik menutup rata seluruh badan. Dua rigi rendah pada tiap-tiap sisi ekor 5-7 sirip kecil.                                                                                        2488
2488 satu garis rusuk                                                                                          2489
2489 Tulang mata bajak dan langit-langit tidak bergigi.sirip dubur tidak berjari-jari keras. Tulang saringan ingsang kelihatan jika mulut terbuka.
                                                            Genus RASTRELIIGER            2494
2494 Panjang 3,4-3,8 X tinggi. Panjang kepala lebih  dari tinggi nya.
                                                                        Rastrelliger negletus
                                      Nama Indonesia : kembung perempuan



Kembung adalah nama sekelompok ikan yang tergolong ke dalam marga Rastrelliger, suku Scombridae. Meskipun bertubuh kecil, ikan ini masih sekerabat dengan tenggiri, tongkol, tuna, madidihang, dan makerel. Di Ambon, ikan ini dikenal dengan nama lema atau tatare, di Makassar disebut banyar atau banyara. Dari sini didapat sebutan kembung banjar.
Kembung termasuk ikan pelagis kecil yang memiliki nilai ekonomis menengah, sehingga terhitung sebagai komoditas yang cukup penting bagi nelayan lokal. Kembung biasanya dijual segar atau diproses menjadi ikan pindang dan ikan asin yang lebih tahan lama. Ikan kembung yang masih kecil juga sering digunakan sebagai umpan hidup untuk memancing cakalang Kembung Perempuan (Scomber neglectus).
Ikan Kembung Perempuan (Scomber neglectus) mempunyai klasifikasi yaitu: kelas Pisces, sub kelas Teleostei, ordo Scombriformes, genus scomber dan Spesies Scombernegletus(SAANIN,1984).
Ikan kembung perempuan(Scomber neglectus) termasuk ke dalam Ordo Percomorphi.Warna tubuh bagian atas kekuning-kunungan dan pada bagian ventral berwarna kuning keemasan.Yang membedakan kembung perempuanfengan kembung jantan adalah kalau ada kembung laki-laki terdapat bintik-bintik hitam pada bagian dorsalnya sedangkan pada bagian dorsal kembung perempuan tidak ada.Selain tubuhnya lebih gemuk dari pada ikan kembung laki-laki.Habitat kembung perempuan adalah pada air laut(Saanin,1984).
Ikan ini memiliki bentuk tubuh seperti torpedo dengan panjang tubuh serta hidup di sekitar dasar perairan dan permukaan perairan laut, tergolong ikan pelagis yang mengkehendaki perairan bersalinitas tinggi, suka hidup secara bergerombol baik diperairan pantai maupun dilepas pantai. Kebiasaan makanannya adalah memakan plankton besar atau kasar, copepoda dan crustacean.
Ciri lain dari morfologi ikan kembung Perempuan ini adalah memiliki sirip ekor bercagak dua dan lekukkan dari cagak tersebut dimulai dekat pangkalnya. Pangkal sirip ekor bentuknya bulat kecil. Jari-jari lunak dari sirip ekor bercabang pada pangkalnya. Di belakang sirip punggung dan dubur, terdapat sirip-sirp tambahan yang kecil.
Warna pada tubuh ikan mempunyai banyak fungsi, (LAGLER et al., 1977) mengelompokkan fungsi-fungsi tersebut dalam tiga hal yaitu untuk persembunyian, penyamaran dan pemberitahuan. Jenis warna persembunyian
meliputi pemiripan warna secara umum, pemiripan warna secara berubah, pemudaran warna, pewarnaan terpecah dan pewarnaan terpecah koinsiden.
            Ada beberapa jenis koleksi ikan, diantaranya adalah koleksi museum, koleksi pendidikan, koleksi penelitian, koleksi identifikasi, koleksi tipe spesimen, dan koleksi penangkaran. Dalam praktikum ini, koleksi ikan yang telah dikerjakan merupakan koleksi pendidikan, yaitu koleksi yang dimiliki oleh Perguruan Tinggi atau sekolah-sekolah yang digunakan untuk studi, praktikum maupun riset siswa atau mahasiswa serta para pengajarnya. Semua praktikan melakukan pengawetan ikan yang digunakan untuk melakukan pengoleksian dalam suatu wadah. Wadah yang digunakan adalah toples plastik. Sebelum ikan dimasukkan ke dalam toples, toples harus dibersihkan dan dicuci terlebih dahulu, kalau perlu dicuci dengan menggunakan sabun. Setelah itu, toples dikeringkan dengan memakai tissue atau lap.
            Untuk penyimpanan, ikan yang telah terkumpul dimasukkan ke dalam toples kemudian diberi bahan pengawet berupa formalin 4% sampai tenggelam. Setelah itu, toples ditutup rapat.
            Kita perlu berhati-hati dalam memasukkan formalin ke dalam toples karena formalin adalah zat yang sangat berbahaya. Formalin adalah larutan formaldehida dalam air dengan kadar antara 10% - 40%. Meskipun dalam udara bebas formaldehida berada dalam wujud gas, namun apabila kadar di udara lebih dari 0,1 mg/kg, formaldehida yang terhisap bisa menyebabkan iritasi kepala. Di dalam tubuh, formaldehida dapat menimbulkan terikatnya DNA oleh protein, sehingga mengganggu ekspresi genetik yang normal.  Binatang percobaan yang mengisap formaldehida secara terus-terusan terserang kanker dalam hidung dan tenggorokannya.
Koleksi ikan yang telah dilakukan perlu dilengkapi dengan label berisi keterangan-keterangan sehingga berguna untuk masa yang akan datang, baik bagi kolektornya maupun untuk orang lain. Keterangan tersebut meliputi hal-hal yang berhubungan dengan koleksi bersangkutan. Dalam hal ini ada 2 macam keterangan, yaitu :
1.      Keterangan singkat yang dilekatkan pada tubuh ikan bersangkutan.
2.      Keterangan lebih luas yang ditempelkan pada wadah koleksi dan keterangan yang ditempatkan pada buku catatan khusus.
            Keterangan ditulis di atas kertas tahan air, misalnya kertas kalker dan tinta (pensil). Pembaharuan label dapat dilakukan, namun bila ada perbedaan pada isinya dan label yang lama jangan dimusnahkan. Label tersebut berisi keterangan tempat, waktu (tanggal), dan nama petugas (praktikan) yang mengumpulkannya. Selain itu, kelamin, warna, dan berat spesimen juga merupakan keterangan yang penting.
            Label untuk pelabelan ikan ada bermacam-macam antara lain, label gantung, label yang ditempel pada toples dan lembar catatan data lapangan.
            Pada label gantung keterangan yang terdapat adalah nomor/ tanggal koleksi, nama ilmiah/lokal, dan nama pengumpul.
            Pada label yang ditempel pada toples keterangan yang terdapat adalah nomor/ tanggal koleksi, nama ilmiah/ lokal, nama pengumpul/ kolektor, kelamin ikan, berat ikan, warna ikan dan bahan pengawet yang digunakan.
            Sedangkan pada lembar catatan data lapangan keterangan yang terdapat lebih terperinci lagi, adapun keterangan-keterangan tersebut adalah nomor/ tanggal koleksi, nama ilmiah/ lokal, nama pengumpul/ kolektor, nama pengidentifikasi, tempat pengambilan, tempat pengambilan ini menerangkan tempat dimana terjadinya apakah di desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, juga tentang macam perairan tempat kita mengambil ikan yang kita koleksi, dan tipe dasar perairannya. Tentang perairan pun dijelaskan lagi dengan terperinci, seperti warna, kecerahan, kedalaman, suhu udara, suhu air, salinitas, tanaman air, dan peta lokasi perairan. Juga menerangkan tentang alat tangkap yang digunakan serta ikan yang tertangkap bersamaan.
Koleksi ikan yang telah dilakukan perlu dilengkapi dengan label berisi keterangan-keterangan sehingga berguna untuk masa yang akan datang, baik bagi kolektornya maupun untuk orang lain. Keterangan tersebut meliputi hal-hal yang berhubungan dengan koleksi bersangkutan. Dalam hal ini ada 2 macam keterangan, yaitu :
3.      Keterangan singkat yang dilekatkan pada tubuh ikan bersangkutan.
4.      Keterangan lebih luas yang ditempelkan pada wadah koleksi dan keterangan yang ditempatkan pada buku catatan khusus.
            Keterangan ditulis di atas kertas tahan air, misalnya kertas kalker dan tinta (pensil). Pembaharuan label dapat dilakukan, namun bila ada perbedaan pada isinya dan label yang lama jangan dimusnahkan. Label tersebut berisi keterangan tempat, waktu (tanggal), dan nama petugas (praktikan) yang mengumpulkannya. Selain itu, kelamin, warna, dan berat spesimen juga merupakan keterangan yang penting.
            Label untuk pelabelan ikan ada bermacam-macam antara lain, label gantung, label yang ditempel pada toples dan lembar catatan data lapangan.
            Pada label gantung keterangan yang terdapat adalah nomor/ tanggal koleksi, nama ilmiah/lokal, dan nama pengumpul.
            Pada label yang ditempel pada toples keterangan yang terdapat adalah nomor/ tanggal koleksi, nama ilmiah/ lokal, nama pengumpul/ kolektor, kelamin ikan, berat ikan, warna ikan dan bahan pengawet yang digunakan.
            Sedangkan pada lembar catatan data lapangan keterangan yang terdapat lebih terperinci lagi, adapun keterangan-keterangan tersebut adalah nomor/ tanggal koleksi, nama ilmiah/ lokal, nama pengumpul/ kolektor, nama pengidentifikasi, tempat pengambilan, tempat pengambilan ini menerangkan tempat dimana terjadinya apakah di desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, juga tentang macam perairan tempat kita mengambil ikan yang kita koleksi, dan tipe dasar perairannya. Tentang perairan pun dijelaskan lagi dengan terperinci, seperti warna, kecerahan, kedalaman, suhu udara, suhu air, salinitas, tanaman air, dan peta lokasi perairan. Juga menerangkan tentang alat tangkap yang digunakan serta ikan yang tertangkap bersamaan.

PENUTUP
A.    Kesimpulan
            Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1.      Pengumpulan ikan dilakukan sebagai contoh untuk koleksi, penelitian dan bahan referensi.
2.      Pelabelan sangat berguna bagi seseorang yang akan mempelajari atau mempergunakan sistematika baru.
3.      Formalin adalah bahan yang biasa dipakai untuk mengawetkan ikan. Formalin yang digunakan pada praktikum ini adalah formalin yang berkadar 4%.

B.     Saran
            Praktikan hanya berharap agar semua praktikan dapat mengikuti praktikum dari awal sampai akhir demi kelancaran proses praktikum. Praktikan juga mengharapkan para praktikan bisa datang tepat waktu agar tidak mengganggu yang lain.




















 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar