I.PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Koleksi ikan didefinisikan sebagai kumpulan ikan yang
diperlukan sebagai pengumpulan contoh dalam rangka suatu penelitian, pengumpulan
contoh untuk dijadikan referensi, contoh untuk komunikasi antar para ahli atau
antar lembaga. secara umum, pekerjaan koleksi ikan ini meliputi pengumpulan
berbagai jenis ikan, penyimpanan dalam media pengawet, identifikasi dan
pencatatan informasi yang berhubungan dengan koleksi serta pemberian label.
Tujuan dari pengumpulan ikan ini untuk memberikan pengamalan praktis mengenai
pekerjaan koleksi ikan, khususnya untuk ikan-ikan yang terdapat disekitar
kampus yang kemungkinan adalah jenis-jenis ikan air tawar.
Koleksi ikan yang dilakukan perlu dilengkapi dengan
keterangan sehingga berguna untuk masa yang akan datang, baik bagi kolektornya
maupun untuk orang lain. Keterangan
tersebut meliputi hal-hal yang berhubungan dengan koleksi bersangkutan. Dalam
hal ini ada dua macam keterangan; pertama keterangan singkat yang diletakkan
pada tubuh ikan bersangkutan; kedua, keterangan yang lebih luas yang
ditempelkan pada wadah koleksi dan keterangan yang ditempatkan pada buku
catatan khusus.
Secara umum pekerjaan koleksi ikan ini
meliputi pengumpulan berbagai jenis ikan, penyimpanan dalam media pengawet, identifikasi
dan pencacatan informasi yang berhubungan
dengan koleksi serta pemberian label. Koleksi ikan didefinisikan sebagai
kumpulan ikan yang diperlukan sebagai contoh/sampel/spesimen untuk keperluan studi,
identifikasi, atau pemajangan. Jenis – jenis ikan antara lain :
1. Koleksi museum
2. Koleksi pendidikan
3. Koleksi survey/penelitian
4. Koleksi identifikasi
5. Koleksi tipe spesimen
6. Koleksi penangkaran.
Pelabelan
tidak hanya sekedar nama yang benar dari spesies ikan yang bersangkutan tetapi
semakin dituntut untuk
berisi informasi lainnya.
Setelah pencantuman asal negara ataupun cara perolehan ( Budidaya atau
tangkap ) dan ramah lingkungan atau tidak.
B.Tujuan
Praktikum
Adapun
tujuan – tujuan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
·Koleksi ikan I : Pengumpulan ikan
Tujuannya : Untuk memberikan
pengalaman praktis mengenai pekerjaan koleksi ikan, khususnya untuk ikan – ikan
yang terdapat di sekitar kampus yang kemungkinan terbanyak adalah jenis – jenis
ikan air tawar.
Koleksi ikan II : Pelabelan Tujuannya
: Untuk memberikan pengalaman praktis mengenai pekerjaan pemberian label pada
koleksi ikan yang berisi mengenai keterangan dari ikan – ikan yang di koleksi
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum Ichtyologi ini dilaksanakan
pada hari Jumat tanggal 04 April 2014 pukul 16.00 – 18.00 WITA di Laboratorium Ichtyologi Fakultas
Perikanan Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
B.Alat dan Bahan
Adapun
alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah :
1. Alat
tulis
2. Wadah
penempatan ikan (toples)
3. Kertas
Label
4. Jarum
5. Gabus
6. Tali nilon kecil
7. Kertas kalker (kertas tahan air)
Adapun bahan yang digunakan dalam
praktikum kali ini adalah :
1. Kembung Perempuan (rastrelliger
negectus)
2. Formalin 4 %.
C.Prosedur Kerja
Koleksi Ikan : Pengumpulan Ikan
Prosedur kerjanya adalah sebagai
berikut :
1) Penyiapan wadah / tempat
pengumpulan dan penyimpanan dalam
hal ini akan menggunakan toples plastik.
2) Penyimpanan bahan
pengawet, dalam hal ini akan Formalin.
3) Penyiapan buku /
lembar catatan, kertas label tahan air, dan peralatan tulis.
Ikan yang telah terkumpul
dimasukan dalam toples khusus sekitar 4-6 ekor dari jenis berbeda dikumpulkan dalam
satu tempet (toples). Diberi bahan pengawet formalin 4% sampai tenggelam dan
kemudian toples ditutup rapat. Selanjutnya dibuat catatan koleksi, yang yang
meliputi deskripsi ikan yang bersangkutan serta nama kolektor.
Koleksi Ikan : Pelabelan
Prosedur kerjanya adalah
sebagai berikut :
1) Penyiapan kertas
label khusus tahan air (kertas kalker), alat rulis termasuk pensil hitam, dan
buku catatan.
Penulisan keterangan untuk : (1) label yang
diikatkan pada ikan bersangkutan, (2) label yang ditempelkan pada wadah
(toples), (3) buku catatan.
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
1. KOLEKSI IKAN : PENGUMPULAN IKAN
A. Hasil
Adapun hasil yang
telah didapatkan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
Formalin yang ada
kadarnya 37%, sedangkan yang dibutuhkan adalah formalin dengan kadar 4%. Untuk
itu dilakukan pengenceran terhadap formalin yang berkadar 37% dengan rumus
perhitungan sebagai berikut :
V1 . N1 = V2
. N2
Keterangan :
V1 :
Volume formalin
V2 :
Volume pengencer
N1 :
Persentase formalin
N2 :
Persentase pengencer
Diketahui : V1 =
500 ml
N1
= 37% = 37 / 100 = 0,37
N2
= 4% = 4 / 100 = 0,04
Ditanyakan : V2 = ?
Jawab :
Maka hasil
perhitungan yang didapat adalah sebagai berikut :
V1 . N1 = V2
. N2
500 ml . 0,37 =
x .
0,04
185 = 0,04x
x
= 185 : 0,04
x
= 4625 ml
Jadi air yang
diperlukan untuk mengencerkan formalin berkadar 37% menjadi formalin yang
kadarnya 4% adalah sebanyak 4625 ml.
Kingdom
: animalia
Kelas
: Pisces
Sub
kelas
: Teleostei
Ordo
: Scombriformes
Genus
: Rastrelliger
Spesies
: Rastrelliger negletus
2.KOLEKSI IKAN : PELABELAN
B. Hasil
Adapun hasil yang diperoleh dari praktikum kali ini
adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Label Gantung
Nomor/tanggal koleksi
|
:
|
2/ 04 april 2014
|
Nama ilmiah/lokal
|
:
|
Kembung /Rastrelliger negletus
|
Nama pengumpul
|
:
|
Bariz novisa
|
Tabel 2. Label Ditempel Pada Toples
Nomor/tanggal koleksi
|
:
|
2/ 04 april 2014
|
Nama ilmiah/lokal
|
:
|
Kembung perempuan /Rastrelliger negletus
|
Nama pengumpul
|
:
|
Bariz novisa
|
Kelamin kan
|
:
|
Betina
|
Berat ikan
|
:
|
60 gram
|
Warna ikan
|
:
|
Silver/hitam
|
Bahan pengawet
|
:
|
Formalin 4%
|
Lembar catatan data lapangan
1.
Nomor
koleksi : 02
2.
Tanggal
pengambilan : 04-04-2014
3.
Nama
ilmiah : Rastrelliger negletus
4.
Nama
kolektor/pengumpul : Bariz Novisa
5.
Nama
pengidentifikasi : Bariz Novisa
6.
Tempat
pengambilan : laboraturium ichktyologi FPIK
Desa / Kecamatan : Banjarbaru
Kabupaten / Propinsi : kab.banjar
Nama pulau dan perairan : Kalimantan selatan
Macam perairan :
laut
a.
Selokan/sungai/saluran/genangan/kolam/telaga/waduk/danau
dangkal/danau dalam/rawa tawar/rawa payau/perairan pantai/laut/lainnya………………
b.
Tipe dasar
perairan :
Lumpur/pasir/batu/cadas/tanah liat/lainnya………………………………
7.
Keterangan
perairan :
- Warna :……………. - O2 :…………….ppm
- Kecerahan :……………cm -CO2 :…………….ppm
- Kedalaman :…………...
cm -PH :………..
- Suhu udara :…………..0C - Alkalinitas :…………
- Suhu air :…………..0C -Dll :……………..
- Salinitas :………….ppm
- Tanaman air :………………
- Bagan /peta lokasi perairan
8.
Alat
penangkap ikan yang digunakan : bagan tancap
9.
Jenis-jenis
ikan yang tertangkap bersamaan/hamper bersamaan :
3. PEMBAHASAN
Adapun hasil identifikasi
Ikan kembung (Rastrellige negletus) menurut Hasanuddin
Saanin adalah sebagai berikut :
1 Rangka terdiri dari tulang benar; bertutup ingsang. 3
3 Kepala simetris 4
6 Badan bersisik atau tidak
,kadang-kadang seluruhnya atau sebagian tertutup oleh kelopak-kelopak tebal. 7
7
Garis rusuk jika ada,di atas sirip dada. 9
9 Tidak demikian 10
10 Lebih dari 2 jari-jari sirip punggung keras. 12
12 Hanya satu sirip punggung,atau
dua sirip punggungyang bersambungan atau
berdekatan. 16
16 Hanya satu atau duasirip punggung,sirip perut tidak bersatu. 17
17 jari-jari sirip punggung pertama
dan sirip punggung kedua merupakan sirip yang terpisah-pisah.
Ordo
PERCOMORPHI 92
92 Ordo PERCOMORPHI
94 Bersisik lingkaran (cycloid) 95
95 Bersisik atau sma sekali tidak.subordo SCOMBROIDAE 147
147 subordo SCOMBROIDAE
148 ekor bercabang pada pangkalnya
;sirip kecil dibelakang sirip punggug dan sirip dubur ada .
Family
SCOMBERIDAE 2487
2487 sisik menutup rata seluruh
badan. Dua rigi rendah pada tiap-tiap sisi ekor 5-7 sirip kecil. 2488
2488 satu garis rusuk 2489
2489 Tulang mata bajak dan
langit-langit tidak bergigi.sirip dubur tidak berjari-jari keras. Tulang
saringan ingsang kelihatan jika mulut terbuka.
Genus
RASTRELIIGER 2494
2494 Panjang 3,4-3,8 X tinggi. Panjang kepala lebih dari tinggi nya.
Rastrelliger
negletus
Nama
Indonesia : kembung perempuan
Kembung adalah nama sekelompok ikan yang tergolong ke
dalam marga Rastrelliger, suku Scombridae. Meskipun bertubuh kecil, ikan ini
masih sekerabat dengan tenggiri, tongkol, tuna, madidihang, dan makerel. Di
Ambon, ikan ini dikenal dengan nama lema atau tatare, di Makassar disebut
banyar atau banyara. Dari sini didapat sebutan kembung banjar.
Kembung termasuk ikan pelagis kecil yang memiliki nilai
ekonomis menengah, sehingga terhitung sebagai komoditas yang cukup penting bagi
nelayan lokal. Kembung biasanya dijual segar atau diproses menjadi ikan pindang
dan ikan asin yang lebih tahan lama. Ikan kembung yang masih kecil juga sering
digunakan sebagai umpan hidup untuk memancing cakalang Kembung Perempuan
(Scomber neglectus).
Ikan Kembung Perempuan (Scomber neglectus) mempunyai
klasifikasi yaitu: kelas Pisces, sub kelas Teleostei, ordo Scombriformes, genus
scomber dan Spesies Scombernegletus(SAANIN,1984).
Ikan kembung perempuan(Scomber neglectus) termasuk ke
dalam Ordo Percomorphi.Warna tubuh bagian atas kekuning-kunungan dan pada
bagian ventral berwarna kuning keemasan.Yang membedakan kembung perempuanfengan
kembung jantan adalah kalau ada kembung laki-laki terdapat bintik-bintik hitam
pada bagian dorsalnya sedangkan pada bagian dorsal kembung perempuan tidak
ada.Selain tubuhnya lebih gemuk dari pada ikan kembung laki-laki.Habitat
kembung perempuan adalah pada air laut(Saanin,1984).
Ikan ini memiliki bentuk tubuh seperti torpedo dengan
panjang tubuh serta hidup di sekitar dasar perairan dan permukaan perairan
laut, tergolong ikan pelagis yang mengkehendaki perairan bersalinitas tinggi,
suka hidup secara bergerombol baik diperairan pantai maupun dilepas pantai.
Kebiasaan makanannya adalah memakan plankton besar atau kasar, copepoda dan
crustacean.
Ciri lain dari morfologi ikan kembung Perempuan ini
adalah memiliki sirip ekor bercagak dua dan lekukkan dari cagak tersebut
dimulai dekat pangkalnya. Pangkal sirip ekor bentuknya bulat kecil. Jari-jari
lunak dari sirip ekor bercabang pada pangkalnya. Di belakang sirip punggung dan
dubur, terdapat sirip-sirp tambahan yang kecil.
Warna pada tubuh ikan mempunyai banyak fungsi, (LAGLER
et al., 1977) mengelompokkan fungsi-fungsi tersebut dalam tiga hal yaitu untuk
persembunyian, penyamaran dan pemberitahuan. Jenis warna persembunyian
meliputi pemiripan warna secara umum, pemiripan warna secara berubah, pemudaran warna, pewarnaan terpecah dan pewarnaan terpecah koinsiden.
meliputi pemiripan warna secara umum, pemiripan warna secara berubah, pemudaran warna, pewarnaan terpecah dan pewarnaan terpecah koinsiden.
Ada beberapa jenis
koleksi ikan, diantaranya adalah koleksi museum, koleksi pendidikan, koleksi
penelitian, koleksi identifikasi, koleksi tipe spesimen, dan koleksi
penangkaran. Dalam praktikum ini, koleksi ikan yang telah dikerjakan merupakan
koleksi pendidikan, yaitu koleksi yang dimiliki oleh Perguruan Tinggi atau
sekolah-sekolah yang digunakan untuk studi, praktikum maupun riset siswa atau
mahasiswa serta para pengajarnya. Semua praktikan melakukan pengawetan ikan
yang digunakan untuk melakukan pengoleksian dalam suatu wadah. Wadah yang
digunakan adalah toples plastik. Sebelum ikan dimasukkan ke dalam toples,
toples harus dibersihkan dan dicuci terlebih dahulu, kalau perlu dicuci dengan
menggunakan sabun. Setelah itu, toples dikeringkan dengan memakai tissue atau
lap.
Untuk penyimpanan,
ikan yang telah terkumpul dimasukkan ke dalam toples kemudian diberi bahan
pengawet berupa formalin 4% sampai tenggelam. Setelah itu, toples ditutup
rapat.
Kita perlu
berhati-hati dalam memasukkan formalin ke dalam toples karena formalin adalah
zat yang sangat berbahaya. Formalin adalah larutan formaldehida dalam air
dengan kadar antara 10% - 40%. Meskipun dalam udara bebas formaldehida berada
dalam wujud gas, namun apabila kadar di udara lebih dari 0,1 mg/kg,
formaldehida yang terhisap bisa menyebabkan iritasi kepala. Di dalam tubuh,
formaldehida dapat menimbulkan terikatnya DNA oleh protein, sehingga mengganggu
ekspresi genetik yang normal. Binatang
percobaan yang mengisap formaldehida secara terus-terusan terserang kanker
dalam hidung dan tenggorokannya.
Koleksi ikan yang telah dilakukan perlu dilengkapi dengan label
berisi keterangan-keterangan sehingga berguna untuk masa yang akan datang, baik
bagi kolektornya maupun untuk orang lain. Keterangan tersebut meliputi hal-hal
yang berhubungan dengan koleksi bersangkutan. Dalam hal ini ada 2 macam
keterangan, yaitu :
1.
Keterangan
singkat yang dilekatkan pada tubuh ikan bersangkutan.
2.
Keterangan
lebih luas yang ditempelkan pada wadah koleksi dan keterangan yang ditempatkan
pada buku catatan khusus.
Keterangan ditulis
di atas kertas tahan air, misalnya kertas kalker dan tinta (pensil).
Pembaharuan label dapat dilakukan, namun bila ada perbedaan pada isinya dan
label yang lama jangan dimusnahkan. Label tersebut berisi keterangan tempat,
waktu (tanggal), dan nama petugas (praktikan) yang mengumpulkannya. Selain itu,
kelamin, warna, dan berat spesimen juga merupakan keterangan yang penting.
Label untuk
pelabelan ikan ada bermacam-macam antara lain, label gantung, label yang
ditempel pada toples dan lembar catatan data lapangan.
Pada label gantung
keterangan yang terdapat adalah nomor/ tanggal koleksi, nama ilmiah/lokal, dan
nama pengumpul.
Pada label yang
ditempel pada toples keterangan yang terdapat adalah nomor/ tanggal koleksi,
nama ilmiah/ lokal, nama pengumpul/ kolektor, kelamin ikan, berat ikan, warna
ikan dan bahan pengawet yang digunakan.
Sedangkan pada
lembar catatan data lapangan keterangan yang terdapat lebih terperinci lagi,
adapun keterangan-keterangan tersebut adalah nomor/ tanggal koleksi, nama
ilmiah/ lokal, nama pengumpul/ kolektor, nama pengidentifikasi, tempat
pengambilan, tempat pengambilan ini menerangkan tempat dimana terjadinya apakah
di desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, juga tentang macam perairan tempat
kita mengambil ikan yang kita koleksi, dan tipe dasar perairannya. Tentang
perairan pun dijelaskan lagi dengan terperinci, seperti warna, kecerahan,
kedalaman, suhu udara, suhu air, salinitas, tanaman air, dan peta lokasi
perairan. Juga menerangkan tentang alat tangkap yang digunakan serta ikan yang
tertangkap bersamaan.
Koleksi ikan yang telah dilakukan perlu dilengkapi dengan label
berisi keterangan-keterangan sehingga berguna untuk masa yang akan datang, baik
bagi kolektornya maupun untuk orang lain. Keterangan tersebut meliputi hal-hal
yang berhubungan dengan koleksi bersangkutan. Dalam hal ini ada 2 macam
keterangan, yaitu :
3.
Keterangan
singkat yang dilekatkan pada tubuh ikan bersangkutan.
4.
Keterangan
lebih luas yang ditempelkan pada wadah koleksi dan keterangan yang ditempatkan
pada buku catatan khusus.
Keterangan ditulis
di atas kertas tahan air, misalnya kertas kalker dan tinta (pensil).
Pembaharuan label dapat dilakukan, namun bila ada perbedaan pada isinya dan
label yang lama jangan dimusnahkan. Label tersebut berisi keterangan tempat,
waktu (tanggal), dan nama petugas (praktikan) yang mengumpulkannya. Selain itu,
kelamin, warna, dan berat spesimen juga merupakan keterangan yang penting.
Label untuk
pelabelan ikan ada bermacam-macam antara lain, label gantung, label yang
ditempel pada toples dan lembar catatan data lapangan.
Pada label gantung
keterangan yang terdapat adalah nomor/ tanggal koleksi, nama ilmiah/lokal, dan
nama pengumpul.
Pada label yang
ditempel pada toples keterangan yang terdapat adalah nomor/ tanggal koleksi,
nama ilmiah/ lokal, nama pengumpul/ kolektor, kelamin ikan, berat ikan, warna
ikan dan bahan pengawet yang digunakan.
Sedangkan pada
lembar catatan data lapangan keterangan yang terdapat lebih terperinci lagi,
adapun keterangan-keterangan tersebut adalah nomor/ tanggal koleksi, nama
ilmiah/ lokal, nama pengumpul/ kolektor, nama pengidentifikasi, tempat
pengambilan, tempat pengambilan ini menerangkan tempat dimana terjadinya apakah
di desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, juga tentang macam perairan tempat
kita mengambil ikan yang kita koleksi, dan tipe dasar perairannya. Tentang
perairan pun dijelaskan lagi dengan terperinci, seperti warna, kecerahan,
kedalaman, suhu udara, suhu air, salinitas, tanaman air, dan peta lokasi
perairan. Juga menerangkan tentang alat tangkap yang digunakan serta ikan yang
tertangkap bersamaan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali
ini adalah sebagai berikut :
1.
Pengumpulan
ikan dilakukan sebagai contoh untuk koleksi, penelitian dan bahan referensi.
2.
Pelabelan
sangat berguna bagi seseorang yang akan mempelajari atau mempergunakan
sistematika baru.
3.
Formalin
adalah bahan yang biasa dipakai untuk mengawetkan ikan. Formalin yang digunakan
pada praktikum ini adalah formalin yang berkadar 4%.
B. Saran
Praktikan hanya
berharap agar semua praktikan dapat mengikuti praktikum dari awal sampai akhir
demi kelancaran proses praktikum. Praktikan juga mengharapkan para praktikan
bisa datang tepat waktu agar tidak mengganggu yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar